Sabtu, 07 Juli 2012

Over Houle Motor Bensin

A. Tujuan 1. Mahasiswa diharapkan dapat memahami cara kerja dari Motor Bensin. 2. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan analisis awal kerusakan pada kendaraan. 3. Mahasiswa diharapkan dapat melakukan Overhaul engine dengan baik dan benar. 4. Mahasiswa diharapkan dapat mengenali nama-nama komponen dari engine dan cara kerjanya. 5. Mahasiswa diharapkan dapat memahami prosedur kerja yang baik sesuai standarnya. B. Keselamatan Kerja 1. Gunakanlah alat pelindung praktikum yang sesuai, seperti wearpak, sepatu, dll. 2. Gunakan alat sesuai dengan fungsi dan cara pemakaian alat yang benar. 3. Berhati-hatilah terhadap komponen yang mudah patah ataupun yang memerlukan kerataan. 4. Perhatikan tanda-tanda yang ada pada bodi komponen. 5. Bekerjalah dengan serius dan selalu patuhi instruksi intruktur. C. Teori Singkat Sesuai dengan tujuan pelaksanaan pekerjaan dasar engine, diperlukan pengetahuan tentang prinsip dan cara kerja motor bakar, sistem pendinginan, sistem pelumasan, penghitungan daya motor dan prosedur pembongkaran dan pemasangan komponen engine serta cara pembersihan engine dengan glass bead. Adapun fungsi pelaksanaan pekerjaan dasar engine bertujuan: a. Tujuan primer 1) Menjaga agar engine dapat berfungsi secara optimal dan aman 2) Meningkatkan umur pemakaian 3) Menghemat biaya pemeliharaan b. Tujuan skunder Mengorganisasi dan melaksanakan pekerjaan serta membuat catatan pemeliharaan Prinsip dan cara kerja motor bensin 2 tak dan 4 tak a. Motor bensin 2 tak: Disebut motor 2 tak karena dalam menghasilkan satu usaha motor membutuhkan dua langkah piston. Pada motor 2 tak bahan bakar yang tercampur dengan udara dari karburator dimasukkan melalui katub pengatur (reed valve) menuju ruang poros engkol. Selain itu terdapat pula saluran yang mengalirkan bahan bakar dari ruang poros engkol menuju ruang bakar melalui saluran transfer yang terletak pada silinder blok. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan seperti berikut : 1) Piston bergerak dari TMA ke TMB a) Di atas piston Terjadi langkah usaha, pembuangan dan awal pemasukan campuran bahan bakar ke dalam ruang bakar. b) Di bawah piston Terjadi langkah kompresi terhadap campuran bahan bakar yang berada di dalam ruang poros engkol untuk di suplai ke ruang pembilasan seperti ditunjukkan gambar 1 bawah ini: Gambar 1. Langkah torak dari TMA ke TMB 2) Piston bergerak dari TMA ke TMB a) Diatas piston (1) Akhir pemasukan bahan bakar ke dalam ruang bakar. (2) Terjadi proses langkah kompresi dan pembakaran bahan bakar oleh busi. b) Di bawah piston Terjadi langkah penghisapan campuran bahan bakar dari karburator ke dalam ruang poros engkol. Gambar 2. Langkah torak dari TMB ke TMA b. Motor bensin 4 tak: Disebut 4 tak karena untuk menghasilkan satu siklus pembakaran terdiri dari empat langkah torak (gambar 3). Gambar 3. Siklus pembakaran motor bensin 4 tak 1. Langkah Hisap (a) Piston bergerak dari TMA ke TMB. (b) Katup hisap terbuka dan katup buang tertutup. (c) Terjadi kevakuman dalam silinder, yang menyebabkan campuran udara dan bahan bakar masuk ke dalam silinder. 2. Langkah Kompresi (a) Piston bergerak dari TMB ke TMA (b) Katup hisap tertutup dan katup buang tertutup (c) Pada akhir langkah kompresi busi memercikkan bunga api 3. Langkah Usaha (a) Piston bergerak dari TMA ke TMB. (b) Katup hisap tertutup dan katup buang tertutup. (c) Hasil pembakaran menekan piston 4. Langkah buang (a) Piston bergerak dari TMB ke TMA. (b) Katup hisap tertutup. (c) Katup buang terbuka. (d) Piston mendorong gas sisa pembakaran keluar. C. Langkah Kerja a. Mesin 1. Cylinder Head Cylinder head terbuat dari besi tuang (konstruksi mesin lama) saat ini banyak diaplikasikan cylinder head yang terbuat dari campuran aluminium. Cylinder head berfungsi sebagai dudukan mekanisme katup, karburator, busi dan sebagai ruang bakar seperti dijelaskan gambar 4 di bawah. Gambar 4. Cylinder head motor bensin 4 tak a. Pelepasan Cylider Head. 1) Lepaskan semua saluran air pendingin dari radiator. 2) Lepaskan semua komponen seperrti seperti valve case, rocker arm, push rod (untuk cylinder head dengan konstruksi OHV). 3) Lepaskan semua baut pengikat cylinder head dari baut sisi paling luar menuju baut sisi paling dalam. 4) Lepaskan katup dari dudukan katup menggunakan special service tool. b. Pembersihan komponen Cylider Head. Lakukan pembersihan kerak pada ruang bakar dan semua komponen mekanisme katup sebelum melakukan pemeriksaan agar hasil pemeriksaan lebih presisi. c. Pemeriksaan komponen Cylider Head. 1) Kerataan intake manifold. 2) Periksa kerataan permukaan cylinder head. 3) Periksa kebengkokan katup. 4) Periksa kerataan permukaan katup. d. Pemasangan Cylider Head. 1) Bila permukaan tidak rata lakukan perataan permukaan dengan menyesuaikan batas yang tersedia pada bagian sisi cylinder head. 2) Lakukan pemasangan sesuai dengan arah kebalikan pembongkaran. 2. Cylinder block Cylinder block berfungsi untuk dudukan komponen mesin dan terdapat water jacket untuk tempat aliran air pendingin. Silinder liner adalah silinder yang dapat dilepas. Silinder liner dibagi menjadi 2 tipe : dry type dan wet type seperti ditunjukkan gambar dibawah. Dry type mempunyai keuntungan effisiensi panas lebih baik, tetapi pendinginan pada liner kurang baik. Wet type mempunyai keuntungan pendinginan pada liner baik tetapi effisiensi panas berkurang. Gambar 5. Perbedaan Tipe Dry dan Wet Tabung silnder adalah bagian yang menindahkan tenaga panas ke tenaga mekanis serta sebagai lintasan / bergerak naik dan turunnya torak dalam melakukan proses kerja mesin . Agar diperoleh tenaga yang maksimum maka silinder harus memenuhi persyaratan : a. Mempunyai sifat luncur yang baik (gesekan kecil). b. Tahan terhadap keausan. c. Tahan dan kuat terhadap temperature dan tekanan yang tinggi. d. Konstruksi harus memperoleh pendinginan yang merata. e. Tidak mengalami perubahan bentuk akibat pemakaian yang lama. f. Dapat diperbaiaki/diganti . Untuk memenuhi persyaratan diatas maka tabung silinder diberi lapisan yang disebut silinder liner (pelapis silinder) yang biasanya terbuat dari: krom, nikel, silisium atau campuran nikel dengan silisium . Gambar 6. Tabung Silinder Secara umum konstruksi tabung silinder dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu: a. Blok Tunggal Jenis ini lubang silinder dan blok silindernya dibuat dengan bahan yang sma dan membentuk kesatuan. Jenis ini hanya digunakan pada mesin-mesin model lama . b. Tabung silinder model kering Konstruksi antara tabung dengan blok berbeda bahannya dimana blok terbuat dari bahan yang lebih ringan dan silindernya terbuat dari bahan yang tahan aus dan mempunyai sifat luncur yang baik . c. Tabung silinder model basah : Konstruksi ini dinamakan model basah karena tabung dimasukkan dalam mantel pendingin sehingga selalu basah . Jenis ini tabung silindernya dapat dilepas / diangkat dan dipasang dengan mudah tanpa harus dengan alat yang kusus a. Pelepasan Cylinder Block. 1) Lepaskan semua saluran air pendingin dari radiator. 2) Lepaskan cylinder head unit. 3) Lepaskan semua engine mounting. 4) Setelah engine dipisahkan dari badan kendaraan lepaskan komponen yang terdapat pada ruang poros engkol seperti pompa oli. 5) Lepaskan batang piston dapat melepaskan poros engkol. 6) Setelah semua bagian dilepas bersihkan komponen dengan solven atau glass bead. b. Pemeriksaan Cylinder Block. Dalam pemeriksaan blok silinder yang pertama diperiksa setelah dibersihkan adalah keutuhannya secara fisik ( secara visual) dari kemungkinana pecah , retak atau perubahan bentuk dasarnya. Sedangkan yang perlu dilakukan penukuran setelah mesin dioverhaul / dibongkar adalah : 1) Pengukuran / Pemeriksaan Keretakkan Blok Silinder : Dalam pemeriksaan ini perlatan yang dibutuhkan adalah : · Magnetic Crask Detektor dan kelengkapannya Cara Pengukuran Keretakan : a) Permukaan blok silinder yang telah dibersihkan ditaburi dengan bedak yang mengandung serbuk besi secara tipis dan merata . b) Rakit Magnetic Crack Detector , kemudian pole magnet remanennya diletakkan ditasa permukaan blok silinder yang telah ditaburi bedak c) Hidupkan sumber listrik magnetic crack detectornya sehingga pole magnet remanen menjadi magnet, lihat serbuk bedak disekitar magnet remanen apakah bedak mengumpul membentuk sebuah garis atau tidak (tetap seperti semula). Bila ternyata bedak membentuk garis berarti garis tersebut adalah garis retaknya dari blok silinder karena sifat serbuk besi adalah akan selalu terbawa ketepi suatu besi saat ada garis gaya magnet, sedangkan kalau bedak tidak membentuk garis berarti masih baik. d) Lakukan pemeriksaan seperti diatas pada posisi pada posisi permukaan silinder lainnya sampai seluruh permukaan silindernya terperiksa. e) Bila ternyata blok silinder sudah retak berate blok silinder harus diganti karena dapat menyebabkan kebocoran terutama saat langkah atau langkah usaha. 2) Pemeriksaan / Pengukuran Kerataan Permukaan Blok Silinder : Dalam pemeriksaan ini perlatan yang dibutuhkan adalah : · Straigt Edge · Feeler Gauge · Mikrometer (bila diperlukan untuk mengukur bilah) Cara Pengukuran : a) Letakkan Staright Edge pada permukaan blok silinder (posisi berdiri dan pada bagian yang kecil diletakkan dibawah) b) Lihat celah anata blok dengan straight edge kemudian masukkan bilah feeler gauge yang dapat masuk. c) Lihat/ukur bilah tersebut dengan mikrometer, besarnya penyimpangan kerataan blok silinder adalah sebesar tebal bilah tersebut. d) Lakukan pengukuran seperti diatas pada enam posisi yaitu: Membujur (kiri dan kanan) dan melintang (depan, tengah dan belakang). e) Dari beberapa pengukuran ambilah nilai penyimpangan kerataan yang tertinggi dan bila penyimpangan kerataannya sudah melebihi batas maksimum maka blok silinder harus diperbaiki dengan jalan di gerinda sampai kerataannya nol. 3) Kelurusan dudukan poros engkol : Untuk mendukung puritan poros engkol menjadi stabil (getarannya kecil) maka dudukan poros engkol harus lurus antara satu dengan lainnya, oleh karena itu saat membongkar mesin kelurusan dudukan harus diukur . Adapaun peralatan yang dibutuhhkan untuk pengukuran kelurusan adalah : · Straight Edge · Feeler gauge · Mikrometer (bila diperlukan) Cara Pengukuran : a) Letak blok silinder dengan posisi ruang engkol diatas/dudukan poros engkol diatas b) Letakkan straight edge membujur dari depan kebelakang dengan posisi berdidi dan sisi yang kecil di bawah. c) Masukkan bilah feeler gauge (yang dapat masuk) pada tiap-tiap dudukan. d) Besarnya penyimpangan kelurusannya adalah sebesar tebal bilah yang dapat masuk. e) Bila penyimpangan kelurusan sudah melebihi batas maksimum maka harus diperbaiki dengan jalan digerinda. c. Pemeriksaan dan Pengukuran Tabung Silinder Untuk memperoleh tenaga mesin yang maksimal maka kebocoran antara torak dan ring torak dengan silinder harus dibuat sekecil mungkin, oleh karena itu tabung silinder tidak boleh terdapat goresan, keovalan, ketirusan maupun keausan yang terlalu besar. Pemeriksaan tabung slilinder Pemeriksaan ini dilihat secara visual dari kemungkinan tergores, cembung yang telalu besar atau dengan diraba barang kali silinder sudah berubah bentuknya. 4) Pengukuran Tabung Silinder Alat yang digunakan adalah : · Jangka sorong · Mokrometer luar (sesuai ukuran) · Silinder boore gauge (sesuai ukuran) · Ragum micrometer (bila diperlukan) Cara Pengukuran : a) Ukur diameter silinder bagian atas yang tidak terkena gesekan ring torak b) Ambil micrometer yang sesuai dengan hasil pengukuran tersebut c) Kalibarasi micrometer dan setting/posisikan micrometer sesuai dengan hasil pengukuran dengan jangka sorong (untuk memudahkan penghitungan dapat dibulatkan ketasa atau kebawah). d) Rakit silinder Boore Gauge yang sesuai dengan ukuran (dapat dicoba masukkan dalam silinder) kemudian kalibrasi silinder bore dengan micrometer tersebut (pada saat silinder bore diukur dengan micrometer dibuat posisi jarum dial pada angka nol dan jangan merubah posisi micrometer). e) Ukur diameter silinder dengan silinder bore gauge pada enam posisi yaitu bagian yang terkena gesekan ring torak bagian atas (melintang dan membujur (X dan Y), bagian tengan (X dan Y), dan Bagian bawah (X dan Y) . f) Hitung besarnya diameter silinder tiap pengukuran dan catat hasilnya , dimana besarnya diameter silinder adalah besarnya ukuran settingan micrometer ditambah atau dikurangi besarnya penyimpangan jarum dial pada silinder Bore Gauge (bila jarum dial bergerak berlawanan jarum jam berate ditambah dan bila dial bergerak searah jaru jam berarti dikurangi). g) Hitung ketirusan tiap-tiap silinder (selisih pengukuran antara X1 dengan X3 atau Y1 dengan Y3). h) Hitung keovalan tiaptiap silinder (selisih pengukuran antara X1 dengan Y 1, atau X2 dengan Y2 , atau X3 dengan Y3 ). i) Hitung Keausan silinder (selisih pengukuran terbesar dengan ukuran standar tabungs silinder). j) Bila ketirusan dan keovalan sudah melibihi batas maksimum (lihat buku manual) dan keausan masih dibawah batas / limit maka silinder dapat diperbaiki dengan digerinda /dihinning). k) Bila keusan sudah melebihi batas maksimum maka silinder harus dipernbaiki dengan jalan di over size/diperbesar ukuran sesuai dengan petunjuk pabrik . 3. Piston (Torak) a. Kontruksi Piston bergerak turun naik di dalam silinder untuk melakukan langkah hisap, kompresi, usaha, dan buang. Fungsi utama piston adalah untuk menerima tekanan pembakaran dan meneruskannya ke poros engkol. Piston terbuat dari paduan alumunium karena ringan dan radiasi panas yang baik. b. Fungsi Fungsi Dari torak adalah mengisap, mengkompresi dan memikuk tekanan hasil pembakaran serta menyalurkannya ke poros engkol melalui batang torak dan sebagi pendorong gas sisa pembakaran keluar dari silinder serta sebagai penyekat antara ruang engkol dengan silinder. Torak pada motor 2 tak juga berfungsi sebagai katup/pengatur dalam proses pembilasan. Keterangan 1. Puncak torak 2. Celah api 3. Daerah cicin api 4. Pinggang torak 5. Mata pena torak D = Diameter torak TK = Tinggi kompresi PT = Panjang torak Torak terbuat dari paduan alumunium atau besi tuang atau dari keramik. Pada sisi luat bagian atas dibuat dua sampai empat alur untuk penempatan ring torak dan ring oli. Bila dilihat dari jenisnya torak dibagi menjadi empat macam, yaitu : · Split piston Pada jenis ini untuk mengimbangi pemuaian pada bagian badan torak dibuat alur yang berbentu T atau U, sehingga pada saat torak memuai arah pemuaian akan mengisi celah tersebut dan torak tidak akan bertambah diameternya. · Slipper piston Torak jenis ini pada bagian badan sebelah bawah dipotong/dikurangi untuk mengurangi berat torak itu sendiri (agar torak lebih ringan). · Autothermik piston Jenis ini untuk mengatasi pemuaian saat panas bagian dalamnya dipasang suatu ring baja yang nilai muainya sangat kecil sehingga pemuaian dapat ditekan oleh ring baja tersebut. · Oval piston. Jenis ini untuk mengatasi pemuaian torak dibuat kontsuksinya yang oval, yaitu diameter piston sisi pena piston dibuat lebih kecil karena dapat memuai lebih besar. 1. Ring Torak Fungsi ring torak adalah : a) Menghindari kebocoran gas (terutama saat kompresi dan ekpansi) b) Mengikis kelebihan oli pada dinding silinder agar tidak masuk dalam ruang baka /silinder (ring penghapus oli). c) Memindahkan panas dari torak ke dinding silinder. Persyaratan yang harus dimiliki ring torak adalah : a) Tahan terhadap keausan b) Mempunyai sifat luncur yang baik. c) Sifat pemegasan/defleksi baik. d) Pemegasan tidak berubah meskipun terkena temperatur tinggi. Ring kompresi biasanya ada dua buah (paling atas dan bawahnya) sedang paling bawah adalah ring penghapus oli. Cara kerja ring torak a) Ring Kompresi 1) Saat torak melakukan langkah isap Torak bergerak ke bawah (TMB), ring berada pada bagian atas alur karena adanya gesekan dengan sinder sehingga tekanan diatas torak menjadi turun dan gas baru akan teisap masuk dalam silinder. 2) Saat torak melakukan langkah kompresi Torak bergerak keatas, ring berada bagian bawah alur karena adanya gesekan dengan silinder dan tekanan gas makin besar karena adanya penyempitan ruangan. 3) Saat torak melakukan langkah usaha Torak didorong oleh tekanan pembakaran yang sangat tinggi, sedang ring bergesekan dengan dinding silinder akibatnya ring berada pada bagian tengah alurnya. Pada saat ini kebocoran gas yang masuk ke ruang engkol sangat besar. 4) Saat torak melakukan langkah buang Torak bergerak ke TMA ring kompresi berada pada bagian bawah alur karena adanya gesekan sehingga gas terdorong keluar silinder melalui katub buang. b) Ring Penghapus Oli Fungsinya adalah untuk mengikis oli yang berlebihan pada dinding silinder dan hanya menyisakan lapisan tipis saja untuk pelumasan agar tidak mudah aus dan gesekan kecil. Cara kerja ring penghapus oli Saat torak bergerak dari TMB ke TMA, maka pada dinding silinder akan di penuhi dengan oli yang sangat banya dari percikan maupun semprotan poros engkol, maka saat torak bergerak dari TMA ke TMB ring oli ini akan mengikis dan menyisakan oli tipis saja pada dinding silindernya untuk pelumasan ring kompresi. Sedang kelebihan oli akan kembali ke karter dan sebagian akan masuk ke bagian dalam torak melalui lubang pada alur ring oli untuk melumasi pena torak dan batang torak. li 2. Pena torak Fungsi dari pena torak adalah sebagai pemindah gaya dalam hubungan antara torak dengan batang torak. Bahan dari pena torak biasanya terbuat dari baja nikel. Diameter pena tyorak dibuat lebih besar dengan tujuan agar bidang geseknya lebih besar dan tahan terhadap keausan, serta bagian dalamnya dibuat lubang agar bobot dari pena torak menjadi lebih kecil sehingga memudahkan untuk bergerakknya torak. Pengikatan pena torak Agar pena torak tidak keluar dari ptorak maka harus ada yang menjamin/mengikat sehingga pena torak dapat berfungsi dengan baik dan tidak merusak komponen lainnya. Jenis pengikatan antara torak dengan prna torak ada beberapa macam a) Pengikatan mati dengan baut (Fixed type) Pena torak diikat dengan baut yang ada pada bushing torak, gesekan yang terjadi hanya antara pena torak bagian tengah dengan ujung batang torak. b) Pengikatan dengan klem (Semi Floating Type) Jenis ini pena torak di klem terhadap batang toraknya, gesekan yang terjadi hanya pada ujung pena torak dengan bushing torak. c) Jenis mengambang (Full Floating Type) Jenis ini untuk menjamin pena torak menggunakan cincin penjamin di ujung pena torak dan cincin tersebut diletakkan pada bushing torak. Gesekan yang terjadi antara pena torak ada pada keseluruhan, yaitu pada ujung pena torak dan bushing serta pada batang torak dengan pena toraknya. 3. Batang Torak Fungsi batang torak adal untuk memindahkan gaya dari torak keporos engkol atau sebaliknya serta merubah arak gerakan lurus bolak-balik torak menjadi gerakan putar poros engkol. Beban yang diterima batang torak adalah: beban tarik, beban tekan dan beban tekukkan serta beban puntiran. Oleh karena itu, batang torak harus dibuat seringan mungkin agar massa kelembamannya kecil, dan tahan terhadap tekukkan, tekanan maupun puntiran dengan demikian biasanya konstruksi batang torak dibuat dengan profik “I“, karena bentuk ini mempunyai kekuatan yang tinggi dan stabil serta bobotnya relative kecil. 4. Tutup Bantalan Batang Torak Ada dua jenis tutup bantalan yaitu a) Bentuk lurus Dimana bentuk ini konstruksi penutup bantalan dan pangkal batang torak dibuat simetris dan diaut sebelah kiri dan kanan. b) Bentuk miring Posisi penutup bantalan dengan ujung batang torak dibuat miring dengan tujuan agar pada saat melepas/memasang bantalan tidak perlu menurunkan mesin ataupun melepas poros engkol dan cukup melewati lubang silinder saja (didorong keatas). c. Pemeriksaan dan Pengukuran Torak dan Kelengkapannya 1. Pemeriksaan Dan Pengukuran Torak , Ring Torak dan Pena torak Pemeriksaan secara visual dapat dilihat antara lain: torak terbakar, retak atau pecah, kekocakan batang torak dengan penanya serta keausan/bekas gesekan torak. Pengukuran yang perlu dilakukan a) Celah alur ring torak Untuk mengukur celah ini gunakan feeler gauge dengan cara : · Lepas ring torak dari alurnya · Bersihkan alur dan ring toraknya · Masukkan ring pada alurnya dengan posisi lingkaran diluar piston · Ukur celah dengan feelergauge yang dapat masuk · Besarnya tebal feeler gauge adalah sama dengan celah ring torak · Lakukan pengukuran pada semua ring torak h Ring Torak b) Lakukan pemeriksaan celah ujung pegas ring piston. Besarnya celah pada umumnya adalah 0,2 – 0,5 mm pada temperatur ruangan, dan diukur pada 10 mm dan 120 mm dari atas silinder. c) Pengukuran celah torak dengan lubang silinder . Alat yang digunakan adalah micrometer dan silinder bore gauge dengan kelengkapannya. Cara melakukan pengukuran adalah : · Ukur diameter torak dengan micrometer yang sudah dikalibrasi. · Ukur lubang silinder dengan silinder bore gauge sesuai dengan urutan pengukuran yang benar. · Bandingkan kedua pengukuran (selisih) adalah merupan celah antara dinding silinder dengan toraknya. Celah ini bila terlalu besar akan berakibat kebocoran gas yang masuk ke ruang engkol banyak dan untuk perbaikannya torak dan silinder harus disesuaikan (diganti toraknya). d) Pemeriksaan Celah Bushing Torak dengan Pena torak Dengan menggunakan micrometer luar dan dalam maka ukur dimeter bagian dalam bushing dan ukur diameter luar pena torak pada bagian yang bergesekan dengan bushing. Besarnya selisih pengukuran adalah sama dengan besarnya celah antara bushing torak dengan pena torak. Bila celah terlalu longgar maka akan terjadi suara yang kasar saat mesin bekerja.. 2. Pemeriksaan Dan Pengukuran Batang Torak a) Pengukuran Kepuntiran dan Kebengkokkan Batang Torak Alat yang digunakan adalah Conecting Rod Aligner dan Feeler Gauge. Cara pengukuran · Pasang batang torak pada Connecting Rod Aligner (diameter pena engkol disesuaiakan). · Letakkan pelurus pada pena torak dengan posisi yang benar · Tempelkan sensor pada dinding alat. · Lihat sensor lainnya yang masih ada celahnya dan ukur dengan menggunakan feeler gauge. · Bila celah itu pada sensor bagian atas berarti adalah kebengkokkan. · Dan bila celah tersebut pada sensor bagian kiri atau kanan berarti celah tersaebut adalah kepuntirannya. b) Pengukuran celah bantalan batang torak Untuk mengukur celah bantalan gunakan plastic gauge dan cara pengukurannya sama persis dengan saat mengukur celah bantalan poros engkol c) Pengukuran celah samping batang torak Alat yang digunakan adalah Dial Indicator, dan cara pengukurannya sama persisi saat mengukur celah samping poros engkol. 4. Poros Nok Poros nok berfungsi untuk menggerakkan mekanisme katup pompa bahan bakar dan distributor. a) Pelepasan. Lepaskan semua komponen baut pengikat. Bersihkan poros nok b) Pemeriksaan. 1) Periksa keausan pada permukaan lupe. 2) Ukur besarnya tinggi angkat dengan menguragi diameter terbesar dengan diameter terkecil pada masing- masing lupe. 3) Sesuaikan dengan spesifikasi yang ada pada buku manual c) Pemasangan. Lakukan pemasangan sesuai dengan langkah kebalikan dari pelepasan 5. Poros Engkol dan Bantalan Poros Engkol 1. Poros Engkol Fungsi dari poros engkol adalah untuk merubah arah gerakan bolak-balik torak dalam silinder (gerak lurus) menjadi gerakan putar dengan perantaraan batang torak. Persyaratan yang harus dipenuhi dari poros engkol ini adalah harus tahan terhadap puntiran dan kebengkokkan serta mempunyai sifat luncur yang baik . Bahan dan cara pembuatan poros engkol antara lain : a. Poros engkol dengan tuntutan tinggi. Poros engkol ini banyak digunakan pada mesin diesel (mesin dengan perbandingan kompresi yang tinggi). Poros engkol jenis ini terbuat dari baja khusus yang diikuti dengan pelakuan panas untuk meningkatkan kekuatannya. b. Posos engkol dengan tuntutan sedang. Poros engkol ini banyak digunakan pada mesin bensin/mesin disel ringan. Poros engkol ini terbuat dari besi tuang khusus dengan proses perlakuan panas. c. Pengerasan permukaan jurnal dan pena engkol. Jurnal dan pena engkol diperkeras dengan lapisan yang tahan terhadap keausan dan mempunyai sifat luncur yang baik dengan perlakuan panas atau kimia, kemudian digerinda dengan/dibubut tekanan kecil. a. Macam-macam posos engkol : a) Poros engkol dengan bantalan gelinding. Posos engkol, jenis ini adalah poros engkol yang dapat dibelah/terbagi, sehingga dalam memasang bantalan dapat dengan mudah. Jenis ini banyak digunakan pada motor 2 tak yang menggunakan pelumasan campur sehingga pelumasan bantalan akan lebih baik. Keterangan 1. Poros engkol 2. Jurnal engkol 3. Bantalan gelinding 4. Batang torak 5. Bantalan jarum b) Poros engkol dengan jumlah jurnal n + 1. Jenis ini menggunakan jumlah jurnal utamanya sebanyak jumlah silinder ditambah satu (n + 1), karena mempunyai keseimbangan yang baik dan menghasilkan getaran yang relative kecil banyakmaka jenis ini banyak digunakan pada mobil model sekarang. Keterangan 1. Pena engkol 2. Jurnal engkol 3. Bobot penyeimbang 4. Lubang oli pelumas . c) Poros engkol dengan jumlah jurnal utamanya ½ n + 1. Jenis ini akan mempunyai gesekan jurnalnya lebih kecil karena kontak poros yang bergesekan juga lebih sedikit dan getaran yang dihasilkan pun tidak terlalu besar. Jenis ini digunakan pada mesin seperti Colt T 120. Keterangan 1. Pena engkol 2. Jurnal engkol 3. Bobot penyeimbang 4. Lubang oli pelumas Gambar 37. Poros Engkol Konstruksi ½ n + 1 b. Pelepasan, Pemeriksaan Dan Pengukuran Poros Engkol Pemeriksaan secara fisik terutama dapat dilihat pada pena engkol dan jurnal engkol dari kemungkinan tergores, retak (pecah) atau berubah bentuk seperti tirus atau lonjong. Pengukuran poros engkol. 1) Pelepasan. 1) Lepaskan semua baut pengikat bantalan poros engkol. 2) Lepaskan semua metal dari main journal. 3) Bersihkan semua komponen. 2) Pengukuran Ketirusan dan Keovalan jurnal dan pena engkol. Alat yang digunakan : · Jangka sorong · Mikrometer sesuai ukuran · Blok V Cara pengukuran a) Letakkan poros engkol dengan ditumpu blok V pada kedua ujungnya. b) Ukur diameter jurnal engkol secara kasar pada bagian yang terkena gesekan bantalan dengan jangka sorong. c) Ambil micrometer yang sesuai dengan diameter poros tersebut, kemudian dikalibrasi dengan hati-hati. d) Lakukan pengukuran diameter jurnal satu persatu dimanana setiap jurnal diukur diameternya sebanyak 4 posisi yaitu bsgian depan melintang dan menyilang (X1 dan Y1) serta bagian belakang (X2 dan Y2). e) Lakukan juga pengukuran pada semua pena engkol seperti diatas (nomor b,c dan d ). f) Hitung ketirusan poros dengan jalan menghitung selisih pengukuran X1 dengan X2 atau Y1 dengan Y2 kemudian diambil ketirusan yang terbesar. g) Hitung Keovalan semua poros dengan jalan mengitung selisih pengukuran antara X1 dengan Y1 atau X2 dengan Y2 kemudian diambil ketirusan yang terbesar. h) Hitung keausan poros dengan jalan menghitung selisih pengukuran terkecil dengan diamneter standar. i) Apabila keausan masih dalam batas sedang keovalan dan ketirusan sugah melebihi batas maka perbaikannya dengan jalan digerinda dengan tekanan tipis sehingga didapat ketirusan dan keovalannya nol. j) Bila keausan sudah melebihi batas maka perbaikan poros dilakukan dengan jalan diperkecil ukuranya (under size) sesuai dengan petunjuk pabrik . 2) Pengukuran kebengkokkan poros engkol. Peralatan yang dibutuhkan: Blok V dan Dial Tester Indicator (DTI). Cara Pengukuran : a) Letakkan poros engkol dengan kedua ujungnya ditumpu dengan blok V. b) Pasang Dial indicator pada poros jurnal paling tenga. c) Posisikan dial pada angka nol agar pembacaan lebih mudah. d) Putar poros engkol pelan-pelan 360 derajat sambil melihat gerakan jarum dial. e) Besarnya kebengkokkan adalah sebesar jumlah penyimpangan jarum dial indicator. 2. Bantalan Poros Engkol Bantalan poros engkol adalah berfungsi melindungi dan menghantarkan putaran poros engkol. Untuk hal tersebut maka bantalan harus mempunyai persyartan: · Tahan aus · Mempunyai sifat lincur yang baik · Mendapat pelumasan yang merata disekeliling poros · Tahan terhadap tekanan gaya aksil maupun horizontal Bantalan pada poros engkol ada dau jenis yaitu bantalan utama (main jurnal bearing) yaitu bantalan pada poros utama dan bantalan jalan (connecting rod bearing) yaitu bantalan antara batang torak dengan poros pena engkol (crank pin). a. Prinsip Kerja Bantalan. Apabila ada dua bual logam yang bersinggungan satu dengan lainnya saling bergeseran maka akan timbul gesekan, panas dan keausan. Untuk itu pada kedua benda diberi suatu lapisan yang dapat mengurangi gesekan, panas dan keausan serta untuk memperbaiki kinerjanya ditambahkan pelumasan sehingga kontak langsung antara dua benda tersebut dapat dihindari. b. Jenis-Jenis Bantalan Luncur 1) Berdasar konstruksinya bantalan luncur dibagi: a)Bantalan luncur radial. Bantalan ini untuk mendukung gaya radial dari batang torak saat berputar. Konstruksinya terbagi/terbelah menjadi dua agar dapat dipasang pada poros engkol. b) Bantalan luncur aksial Bantalan ini menghantarkan poros engkol menerima gaya aksial yaitu terutama pada saat terjadi melepas/menghubungkan plat kopling saat mobil berjalan. Konstruksi bantalan ini juga terbelah/terbagi menjadi dua dan dipasang pada poros jurnal bagian paling tengah. c)Bantalan gelinding (roll). Bantalan poros engkol ini digunakan pada poros engkol yanmg terpisah/terbagi, sehingga pemasangan/pelepasannya dengan jalan membagi poros engkol terlebihdahulu. Bantalan roll ini banyak digunakan pada motor-motor 2 tak . Konstruksi bantalan ini disesuaikan dengan beban yang diterimanya yaitu : · Bantalan gelinding aksial (mengatasi gaya aksial). · Bantalan gelinding Radial (mengatasi gaya radial). · Bantalan gelinding kontak sudut (mengatasi gaya aksial dan radial). 2) Berdasar bahannya batalan dibedakan menjadi: a)Bantalan satu bahan. Yaitu bantalan yang terbuat dari satu jenis bahan saja seperti besi tuang kelabu atau perunggu. Jenis ini hanya digunakan pada motor dengan beban ringan. b) Bantalan dua bahan Bantalan ini mempunyai dua bahan untuk pendukung dan untuk bagian luncurnya. um (Cu), Plumbum (Pb), Sn atau paduan alumunium, sedanng bagian luncurnya biasanya terbuat dari : Pb atau Sn. Jenis ini mempunyai sifat luncur yang baik serta daya dukungnya lebih besar. c)Bantalan tiga bahan: Bantalan ini biasanya pelindungya terbuat dari baja ,pendukungnya terbuat dari Pb, Cu atau Sn dan permukaan luncurnya terbuat dari Pb atau SN dengan proses galvanis. c. Pemeriksaan dan pengukuran bantalanlan adalah celah oli antara bantalan dengan porosnya, sedang alat yang digunakan adalah plastic gauge , kunci momen dan kedi. Cara mengukur celah oli: · Lepaskan tutup bantalan. · Pasang plastic gauge sekitar satu centimeter pada poros yang akan diukur. · Pasang kembali tutup bantalan dan keraskan dengan kunci momen sesuai dengan spesifikasinya. · Buka kembali tutup bantalan (jangan memutar poros engkol). · Lihar plastic gauge yang menjadi pipih dan ukur lebarnya dengan masternya yang ada pada tutup / bungkus plastic gauge. Melepas tutup bantalan Mengukur dengan plastic gauge Gambar 46. Pengukuran Celah Oli Poros Engkol Pemeriksaan dan pengukuran bantalan aksial poros engkol. Alat yang diperlukan untuk mengul adalah Dial indicator dan kedi. Cara pengukuran : · Pasang DTI pada ujung poros. · Kalibrasi dial (pada posisi nol untuk memudahkan pembacaan). · Gerakkan poros maju dengan mengungkit poros menggunakan obeng minus. · Hitung penyimpangan jarum dialnya. · Gerakakan kembali poros mundur sampai berhenti · Hitung penyimpangan jaru dialnya. · Besarnya penyimpangan jarum (saat diungkit maju maupun mundur) adalah sama dengan celah oli antara bantalan aksial dengan porosnya . Gambar47. Pemeriksaan Celah Aksial Poros Engkol 6. Roda Penerus Roda penerus/ fly wheel (pelengkap poros engkol terbuat dari baja tuang berfungsi menyimpan tenaga putar meFlywhetuk per-kaitan dengan gigi pinion motor starter. Gambar 48. Roda Penerus (Roda Gila/ Fly Wheel) Roda gaya mempunyai dua fungsi yaitu : a. Fungsi utama: · Menyimpan energi hasil pembaakaran sehingga dapat mengatasi hambatan dalam melakukan langkah-langkah proses kerja mesinyeimbangkan ketidak stabilan putaran/memperhalus varisi putaran mesin (terutama pada silinder banyak). b. Fungsi sekunder : · Sebagai penempatan roda gigi untuk menggerakkan saat start. · Sebagai permukaan gesek dan tempat dudukan plat koplin (jenis gesek tunggal). Gambar 49. Roda Gaya dan Poros Engkol Apabila roda gaya terlau berat maka akan berakibat dalam melakukan akselersi/percepatan mmenjadi lemah karena momen kelembamannya sangat besar, sedang bila terlalu ringan berakibat pada putaran rendah/stationer akan tidak stabil/sering matiriksaan dan Pengukuran Roda Gaya a. Pemeriksaan gigi stater Dengan melihat langsung setiap gigi untuk stater pada roda gaya, apakah suadah aus, retak atau bahkan sudah copot. Bila banyak gigi yang rusak maka kaitan gigi motor stater dengan gigi roda gaya saat start akan sulit sambung ataupun lepas. b. Pemeriksaan keausan roda gaya Dengan menggunakan starigh edge dan feeler gauge ukur keausan roda gaya yang terkena gesekan plat kopling . Bila keausan sudah terlalu besar maka akan menyebabkan kopling selip dan untuk perbaikannya diratakan dikurangi tebal pada dudukan plat penekan sesuai dengan spesifikasi c. Keolengan roda gaya Dengan menggunakan Dial indicatri ukur keolengan dari roda gaya . Bila rada gaya keolengannya / run outnya terlalu besar maka saat melepas dan atau menyambungnya plat kopling terasa kasar/ bergetar. 7. Bak Oli (Oil Pan) Bak Oli terbuat dari baja dan dilengkapi separator untuk menjaga agar permukaan oli tetap rata ketika kendaraan dalam posisi miring. Penyumbat oli (drain plug) letaknya di bagian bawah oil pan yang berfungsi untuk mengeluarkan oli mesin bekas. Gambar 50. Bak Oli b. Sistem Pendingin Sistem pendingin berfungsi mendinginkan mesin dan mencegah panas yang berlebihan. Sistem pendingin ada dua macam yaitu sistem pendingin dengan air dan sistem pendingin udara. Umumnya mesin mobil banyak menggunakan sistem pendingin air. Sistem pendingin air mempunyai kerugian akan kbiaya yang mahal. Sedangkan keuntungan dari system pendingin air yaitu lebih aman karena ruang bakar dikelilingi oleh air dan berfungsi sebagai peredam bunyi serta dapat digunakan sebagai sumber panas untuk heater (pemanas ruangan). Sistem pendingin air dilengkapi oleh water jacket, pompa air (water pump), radiator, thermostat, kipas (fan), slang karet (hose), fan clutch dan lain-lain. Proses kerja sistem pendingin Pada saat mesin dingin: Tekanan pada sistem dibangkitkan oleh pompa air dan bersirkulasi dari water pump ke water jacket ke by pass hose kembali lagi ke water pump karena pada saat ini mesin masih dingin dan air pun masih dingin sehingga thermostat masih tertutup seperti ditunjukkan gambar dibawah ini. Gambar 51. Proses Pendinginan Saat Mesin Dingin Pada saat mesin panas Setelah mesin menjadi panas, kira-kira pada temperatur 85°C thermostat mulai terbuka dan katup bypass tertutup dalam bypass sirkuit sehingga aliran air pendingin mengalir dari radiator ke lower hose, ke water pump, ke water jacket, ke upper hose dan kembali ke radiator untuk dya gerakan maju dari kendaraan itu sendiri. Aliran air pada sistem pendingin dengan kondisi mesin dalam keadaan panas dapat dilihat pada gambar 17 berikut. Gambar 52. Proses Pendinginan Saat Mesin Panas 1) Radiator Radiator berfungsi untuk mendinginkan cairan pendingin yang telah menjadi panas setelah melalui saluran water jacket. Gambar 53. Pembagian Radiator Radiator terdiri dari dua bagian yaitu tangki air bagian atas (upper water tank) dan tangki bagian bawah (lower water tank) seperti ditunjukkan gambar 7 di atas. Upper tank dilegkapin dihubungkan dengan reservoir tank/ tangki cadangan sehingga air pendingin atau uap yang berlebihan dapat ditampung. Lower tank dilengkapi outlet dan kran penguras. Inti radiator (radiatodilalui air pendingin diantara sirip-sirip pendinginan. Panas cairan pendingin pertama di serap oleh fin, yang didinginkan oleh fan dan udara akibat gerakan kendaraan. Radiator terletak pada bagian depan kendaraan, sehingga radiator dapat didinginkan oleh gerakan kendaraan itu sendiri. Ada 3 tipe radiator core : plate fin, corrugated fin, single row seperti ditunjukkan gambar 18 berikut. Gambar 54. Tipe- tipe Radiator 2) Tutup radiator. Radiator dilengkapi dengan tutup radiator yang bertekanan dan menutup rapat pada radiator. Ini memungkinkan naiknya temperatur pendingin 100°C tanpa terjadi mendidih. Penggunaan tutup radiator bertekanan (pressure cap) diutamakan sebab efek pendinginan radiator bertambah dan membuat perbedaan suhu antara udara luar dan cairan pendingin. Pada tutup radiator dilengkapi relief valve dan vacuum valve seperti pada kedua gambar dibawah ini. a) Cu air pendingin naik akan menyebabkan tekanan bertambah, bila tekanannya mencapai 0,3 – 1,0 kg/cm2 pada 110 – 120°C. Relief valve akan terbuka dan membebaskan kelebihan tekanan melalui overflow pipe. Gambar 55. Proses Kerja Relief Valve b) Cara kerja vacuum valve. Saat suhu air pendingin turun setelah mesin berhenti dan membentuk kevakuman dalam radiator yang akan membuka vacuum valve menghisap air pendingin dari reservoir (lihat gambar 21 di bawah). c) Tangki Cadangan (Reservoir Tank). Reservoir dihubungkan ke radiator melalui overflow pipe. Reservoir berfungsi untuk mencegah terbuangnya air pendingin dan menjamin agar tetap dapat mengirimkan cairan pendingin. Untuk Air. Pompa air berfungsi untuk memompakan cairan pendingin dari radiator ke water jacket. Umumnya yang banyak digunakan adalah tipe sentrifugal. Pompa air digerakkan oleh tali kipas atau timing belt. Contoh gambar 23 dibawah menunjukrfungsi untuk mempercepat tercapainya suhu kerja mesin. Tipe thermostat yang umum digunakan adalah tipe wax (lilin). Pada thermostat terdapat jiggle valve yang berfungsi untuk mem-permudah masuknya air saat pengisian. Seperti ditunjukkan f) Kipas Pendingin dan Kopling Fluida. Radiator didinginkan oleh udara luar, pendinginannya tidak cukup apabila kendaraan berhenti seperti halnya pada alat berat. Untuk itu diperlukan kipas (fan) yang akan menambah pendinginan. Kipas pendingin digerakkan oleh tali kipas atau motor listrik. Seperti ditunjukkan gambar 25 di atas. Kopling fluida berfungsi mendinginkan radiator dengan lebih efisien. Saat temperatur udara rendah, kecepatan kipas rendah sehingga mesin menjadi panas dan saat temperatur tinggi, otomatis putaran kipas menjadi cepat. g) Tali Kipas Kipas pendingin umumnya digerakkan oleh tali kipas. Tali kipas terbagi menjadi V-belt dan V ribbed belt. (1) V Belt V belt terdapat 2 macam jenis yaitu tipe konvensional dan tipe cog. Tipe ini sering kita jumpai sebagai penggerak kipas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 27 di atas. (2) V Ribbed Belt V ribbed belt mempunyai keuntungan efisiensi pemindahan tenaga yang besar dan panas yang tinggi, serta tahan lama. c. Sistem Pelumasan Berbagai fungsi dari sistem pelumasan adalah: a) Membentuk oil film untuk mengurangi gesekan, aus dan panas b) Mendinginkan bagian-bagian yang dilewati c) Sebagai seal antara piston dengan dinding silinder d) Mengeluarkan kotoran dari bagian-bagian mesin e) Mencegah karat pada bagian-bagian mesin Komponen- komponen pada sistem pelumasan 3) Pompa Oli Pompa oli berfungsi untuk menghisap oli dari oil pan kemudian menekannya ke bagian-bagian mesin. Macam-macam pompa oli : a) Internal gear (1) b) Trochoid (2) c) External gear (3) 4) Sistem Pengatur Tekanan Oli Ketika pompa oli digerakkan oleh mesin maka tekanan oli akan naik, pada kecepatan tinggi tekanan oli akan berlebihan dan hal ini dapat menyebab-kan kebocoran pada seal-seal oli. Untuk mencegah hal ini diperlukan semacam pengatur yang menjaga tekanan oli agar tetap konstan tanpa terpengaruh putaran mesin. Komponen yang melakukan hal ini adalah relief valve. Perhatikan gambar di bawah. 5) Filter Oli Filter oli pada sistem pelumasan berfungsi untuk memisahkan kotoran-kotoran dari oli. Pada filter oli dipasangkan by pass valve yang berfungsi sebagai saluran alternatif saat filter oli tersumbat. Penggantian filter oli harus memperhatikan kondisi kerja mesin serta lama pengoperasiannya. Konstruksi filter oli dapat diperhatikan pada gambar 32 di bawah. Peringatan : Kualitas minyak pelumas sangat tergantung pada kualitas penyaringan oleh filter ini, oleh karenanya lakukan penggantian filter ini secara berkala sesuai dengan operasi kendaraan atau petunjuk pabrik pembuat. Sebelum memasang filter yang baru, isikan terlebih dahulu filter dengan oli baru sekitar setengah dari kapasitas filter. 6) Lampu Tanda Tekanan Oli Lampu tanda tekanan oli (oil pressure warning lamp) berfungsi untuk memberi peringatan ke pengemudi bahwa sistem pelumasan tidak normal dan dipasang pada blok silinder untuk mendeteksi tekanan pada oil gallery. a) Tekanan Oli Rendah Saat mesin mati atau tekanan oli rendah titik kontak di dalam switch tekanan oli menutup sehingga lampu peringatan hidup (menyala). b) Tekanan Oli Tinggi Saat mesin hidup dan tekanan oli naik, maka tekanan oli ini mendorong diapragma sehingga titik kontak membuka dan lampu peringatan mati. 7) Nosel Oli Nosel oli (oil nozzle) berfungsi untuk mendinginkan bagian dalam piston. Pada oil nozzle terdapat check valve yang berfungsi untuk mencegah tekanan oli dalam sirkuit pelumasan turun terlalu rendah (1,4 kg/cm2) Gambar 70. Nosel Oli 8) Pendingin Oli Pendingin oli (oil cooler) yang banyak digunakan untuk motor diesel adalah tipe pendingin air. Oil cooler berfungsi untuk mendinginkan oli agar kekentalannya tetap. Gambar71. Oil Cooler d. Sistem Bahan Bakar 1) Tangki Bahan Bakar Tangki bahan bakar (fuel tank) pada motor bensin dan motor diesel adalah sama. Tangki bahan bakar terbuat dari plat baja tipis yang bagian dalamnya dilapisi anti karat. Dalam fuel tank terdapat fuel sender gauge yang berfungsi menunjukkan jumlah bensin yang ada dalam tangki dan juga separator yang berfungsi sebagai damper bila kendaraan berjalan atau berhenti secara tiba-tiba atau bila berjalan dijalan yang tidak Rata. Fuel inlet ditempatkan 2 – 3 mm dari bagian dasar tanki, ini dimaksudkan untuk mencegah ikut terhisapnya kotoran dan air. 2) Saluran bahan bakar Bensin dialirkan dari tangki ke karburator melalui saluran bahan bakar (pipa dan selang). Pipa bahan bakar dibuat dari pelat seng (zinc-plated) dan tembaga (copper lined steel). Untuk bagian tertentu ada juga pipa bahan bakar yang terbuat dari selang karet. 3) Saringan bensin Elemen saringan menahan aliran bensin dan menyaring air, pasir, kotoran dan benda asing lainnya yang lebih berat dibandingkan dengan bensin. Kotoran akan mengendap dibagian bawah saringan, sedangkan benda asing yang ringan akan menempel pada elemen. Saringan bensin tidak dapat diperbaiki dan harus diganti dalam satu unit. 4) Pompa bahan bakar Biasanya tangki terletak tidak sejajar dengan karburator, untuk mengalirkan bahan bakar tersebut diperlukan pompa bahan bakar. Ada dua tipe pompa bahan bakar yaitu tipe mekanik dan tipe elektrik. a. Pompa bahan bakar mekanik Pompa ini memiliki diapragma dan sepasang katup yang bekerja dengan arah berlawanan. Katup ini digerkkan oleh daya balik dipragma untuk menekan bahan bakar ke karburator. Diapraghma digerakkan oleh rocker arm yang digerakkan oleh putaran nok camshaft. b. Pompa bahan bakar tipe elektrik Pompa ini dapat menghasilkan tekanan 2 Kg/cm2 atau lebih dibanding pompa mekanik. Getaran pada pompa ini berkurang karena tidak digerakkan poros nok. Pompa dapat mengirimkan bahan bakar walaupun mesin dalam keadaan mati selama kunci kontak masih dalam posisi ON. Pompa biasanya dipasang pada saluran bahan bakar. Saat ini pompa biasanya terpasang di dalam tangki (pada EFI). Konsruksi pompa elektrik dapat dilihat pada gambar 39 di bawah ini. 5) Karburator Ada 3 syarat yang harus dipenuhi untuk mesin bensin agar tenaga yang dihasilkan dapat tercapai dengan baik: 1) Tekanan kompresi yang tinggi 2) Waktu pengapian yang tepat dan percikan bunga api yang kuat 3) Campuran udara dan bahan bakar yang sesuai Syarat ketiga inilah yang disediakan karburator. Bila torak bergerak ke bawah selama langkah hisap mesin, akan menyebabkan kevacuuman di dalam ruang bakar. Dengan terjadinya vacuum udara masuk keruang bakar melalui karburator. Bertambah cepatnya aliran udara yang masuk melalui saluran yang sempit (venturi), tekanan pada venturi menjadi rendah sehingga bensin dalam ruang pelampung mengalir keluar melalui saluran utama ke ruang bakar. Gambar di bawah ini memperlihatkan bentuk dasar karburator. Gambar 75. Konstruksi Dasar Karburator E. Kesimpulan Untuk dapat melaksanakan Overhaul Engine perlu diketahui beberapa hal tentang prinsip dasar berbagai mesin. Overhaul Engine ini dapat dikatakan sebagai perawatan. Dalam teknik otomotif perawatan yang dilakukan bertujuan untuk mengembalikan kinerja mesin pada kinerja awalnya. Perawatan tersebut meliputi beberapa sistem seperti: a. Sistem pendinginan b. Sistem pelumasan c. Sistem aliran bahan bakar Pada prinsipnya motor pembakaran dalam seperti motor bensin 2 tak maupun 4 tak bahkan motor diesel adalah merubah energi pembakaran menjadi energi gerak putar. Untuk motor bensin 4 tak dan motor diesel 4 tak hampir semua komponennya adalah sama tetapi hanya dibedakan berdasarkan proses pembakaran bahan bakar dan sistem aliran bahan bakarnya. DAFTAR PUSTAKA Komatsu. (1996). Operation and Maintenance Manual D75S-5 Dozer Shovel. Japan Mercedes- Benz. (1998). Economical Driver Training for Bus Commercial Vehicle. Central Training Dept, Jakarta Swisscontact (2000), Analisa Kinerja Mesin Diesel Berdasarkan Hasil Uji Emisi, Swisscontact, Jakarta Toyota- Astra Motor (1995), New Step 1 Training Manual, Toyota, Jakarta United Tractors, Preventive Maintenance Forklift Diesel, Jakarta

Jumat, 06 Juli 2012

Prinsip kerja coal fired Steam Power Plant PLTU PAITON

Prinsip kerja coal fired Steam Power Plant PLTU PAITON: a.Sistim pembakaran batu bara Adapun prinsip kerja PLTU itu adalah batu bara yang akan digunakan/dipakai dibakar di dalam boiler secara bertingkat. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh laju pembakaran yang rendah dan tanpa mengurangi suhu yang diperlukan sehingga diperoleh pembentukan NOx yang rendah. Batu bara sebelum dibakar digiling hingga menyerupai butir-butir beras, kemudian dimasukkan ke wadah (boiler) dengan cara disemprot, di mana dasar wadah itu berbentuk rangka panggangan yang berlubang. Pembakaran bisa terjadi dengan bantuan udara dari dasar yang ditiupkan ke atas dan kecepatan tiup udara diatur sedemikian rupa, akibatnya butir bata bara agak terangkat sedikit tanpa terbawa sehingga terbentuklah lapisan butir-butir batu bara yang mengambang. Selain mengambang butir batu bara itu juga bergerak berarti hal ini menandakan terjadinya sirkulasi udara yang akan memberikan efek yang baik sehingga butir itu habis terbakar. Karena butir batu bara relatif mempunyai ukuran yang sama dan dengan jarak yang berdekatan akibatnya lapisan mengambang itu menjadi penghantar panas yang baik. Karena proses pembakaran suhunya rendah sehingga NOx yang dihasilkan kadarnya menjadi rendah, dengan demikian sistim pembakaran ini bisa mengurangi polutan. Bila ke dalam tungku boiler dimasukkan kapur (Ca) dan dari dasar tungku yang bersuhu 750 – 950 ¼C dimasukkan udara akibatnya terbentuk lapisan mengambang yang membakar. Pada lapisan itu terjadi reaksi kimia yang menyebabkan sulfur terikat dengan kapur sehingga dihasilkan CaSO4 yang berupa debu sehingga mudah jatuh bersama abu sisa pembakaran. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya pengurangan emisi sampai 98 persen dan abu CaSO4-nya bisa dimanfaatkan. Keuntungan sistim pembakaran ini adalah bisa menggunakan batu bara bermutu rendah dengan kadar belerang yang tinggi dan batu bara seperti ini banyak terdapat di Indonesia. b. Konversi energi mekanis ke energi listrik Pembakaran batu bara ini akan menghasilkan uap dan gas buang yang panas. Gas buang itu berfungsi juga untuk memanaskan pipa boiler yang berada di atas lapisan mengambang. Gas buang selanjutnya dialiri ke pembersih yang di dalamnya terdapat alat pengendap abu setelah gas itu bersih lalu dibuang ke udara melalui cerobong. Sedangkan uap dialiri ke turbin yang akan menyebabkan turbin bergerak, tapi karena poros turbin digandeng/dikopel dengan poros generator akibatnya gerakan turbin itu akan menyebabkan pula gerakan generator sehingga dihasilkan energi listrik. Uap itu kemudian dialiri ke kondensor sehingga berubah menjadi air dan dengan bantuan pompa air itu dialiri ke boiler sebagai air pengisi. Generator biasanya berukuran besar dengan jumlah lebih dari satu unit dan dioperasikan secara berlainan. Sedangkan generator ukuran menengah didisain berdasarkan asumsi bahwa selama masa manfaatnya akan terjadi 10.000 kali star-stop. Berarti selama setahun dilakukan 250 x star-stop maka umur pembangkit bisa mencapai 40 tahun. Bila daya generator meningkat maka kecepatannya meningkat pula dan bila kecepatan kritikan dilalui maka perlu dilakukan pengendalian poros generator supaya tidak terjadi getaran. Untuk itu konstruksi rotor dan stator serta mutu instalasi perlu ditingkatkan. Boilernya menggunakan sirkulasi alam dan menghasilkan uap dengan tekanan 196,9 kg/cm2 dan suhu 554¼C. PLTU ini dilengkapi dengan presipitator elektro static yaitu suatu alat untuk mengendalikan partikel yang akan keluar cerobong dan alat pengolahan abu batu bara. Sedang uap yang sudah dipakai kemudian didinginkan dalam kondensor sehingga dihasilkan air yang dialirkan ke dalam boiler. Pada waktu PLTU batubara beroperasi suhu pada kondensor naiknya begitu cepat, sehingga mengakibatkan kondensor menjadi panas. Sedang untuk mendinginkan kondensor bisa digunakan air, tapi harus dalam jumlah besar, hal inilah yang menyebabkan PLTU dibangun dekat dengan sumber air yang banyak seperti di tepi sungai atau tepi pantai. Efisiensi Bila pada PLTU batu bara tekanan kondensornya turun, maka daya gunanya meningkat. Biasanya tekanan kondensor berhubungan langsung atau berbanding lurus dengan besarnya suhu air pendingin yang berasal dari uap pada kondensor. Jadi bila suhu itu rendah, maka tahanannya juga rendah dan pada suhu terendah akan dihasilkan/terjadi tekanan jenuh. Karena air pendingin itu biasanya terdiri dari air yang berasal dari uap turbin dan air berasal dari laut dan sungai. Akibatnya suhu terendah besarnya sesuai dengan air yang digunakan sehingga tekanan jenuh sulit diperoleh. Peningkatan daya guna bisa dilakukan dengan pemanasan ulang dan pembakaran batu bara yang kurang bermutu. 1. Pemanasan Ulang Hal ini bisa dilakukan dengan membagi turbin menjadi dua bagian yaitu bagian tekanan tinggi (TT) dan bagian tekanan rendah (TR) yang berada pada satu poros. Dengan demikian pembangkit ini mempunyai susunan sebagai berikut : Boiler – TT – TR – Generator. Cara kerjanya: Uap dari boiler dimasukan/dialirkan ke bagian TT, setela h uap itu dipakai dialirkan kembali ke boiler untuk pemanasan ulang. Kemudian uap dari boiler itu dialirkan lagi ke turbin TR untuk dipakai sebagai penggerak generator. Dengan demikian jumlah energi yang bisa dimanfaatkan menjadi besar akibatnya daya guna atau efiseinsi menjadi besar pula. Dari sini bisa disimpulkan bila turbin dibagi menjadi tiga bagian yaitu TT, TM, dan TR maka energi yang diperoleh juga besar, hal ini biasanya digunakan pada mesin dengan ukuran besar. Meningkatnya suhu (hingga mencapai 560 ¼C) dan tekanan (hingga mancapai 250 kg/cm2) uap tentunya menyebabkan pertumbuhan PLTU menjadi lebih pesat. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya efisiensi dan keandalan. Dengan meningkatnya daya berarti desain boiler juga harus diperbaiki yaitu dilengkapi dengan peralatan pengendalian NOx, peralatan untuk mengeluarkan sulfur dari gas buang dan peralatan untuk mencegah berbagai partikel keluar dari cerobong. Peningkatan efisiensi pada PLTU bisa juga dilakukan dengan cara menambah panjang sudu. Hal ini karena dengan sudu-sudu yang panjang berarti rugi-ruginya akan berkurang. 2. Pembakaran Lapisan Mengambang Bertekanan Proses pembakarannya menggunakan udara bertekanan atau dikompres berarti perpindahan panasnya meningkat akibatnya suhu uap dan gas buang juga meningkat. Gas buang yang panas ini setelah dibersihkan bisa dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin gas yang digandeng dengan generator sehingga dihasilkan energi listrik. Jadi energi listrik pada proses pembakaran ini dihasilkan oleh uap dan gas buang, hal inilah yang menyebabkan efisiensi pada pembakaran seperti ini meningkat. Selain dari itu turbin gas juga menghasilkan gas buang yang cukup panas yang bisa digunakan untuk memanaskan air yang keluar dari kondensor turbin uap yang selanjutnya dimasukkan ke boiler sedang gas yang sudah dingin di buang ke udara melalui cerobong. Dengan menggunakan pembakaran lapisan mengambang bertekanan, maka batu bara yang bermutu rendah bisa dimanfaatkan untuk menjadi energi listrik yang ramah lingkungan. PROSES DASAR PLTU Paiton Unit 7 dan 8 Prinsip kerja PLTU Paiton unit 7 dan 8 secara umum adalah pembakaran batubara pada boiler untuk memanaskan air dan mengubah air tersebut menjadi uap yang sangat panas yang digunakan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan tenaga listrik dari kumparan medan magnet di generator. Sistem Pengaturan yang digunakan pada power plant ini menggunakan sistem pengaturan Loop tertutup, dimana air yang digunakan untuk beberapa proses merupakan putaran air yang sama, hanya perlu ditambahkan jika memang level yang ada kurang dari set pointnya. Bentuknya saja yang berubah, pada level tertentu berwujud air, tetapi pada level yang lain berwujud uap. http://ipmomipaiton.angelfire.com/image002.gif Diagram Alir PLTU Paiton Unit 7 dan 8 Proses berawal dari air yang dipompa ke kondenser, kemudian dari kondenser dipompa ke Polisher untuk diproses agar korosi dan pengendapan hilang , setelah itu dipompa ke Feed Water Heater 1, 2, 3 dan 4 untuk dipanaskan dan kemudian dialirkan ke Daerator untuk menghilangkan gas – gas O2 dan CO2 kemudian dipompa lagi menuju ke Feed Water Heater 6, 7, 8 yang selanjutnya akan diteruskan di Economizer untuk dinaikan temperaturnya dan selanjutnya menuju ke Steam Drum untuk dipisahkan antara uap dan air , setelah itu SuperHeated Steam yang ada akan melalui First Super Heater, Secondary Super Heater dan membentuk Super Heated Steam yang akan digunakan untuk memutar HP turbine sehingga tekanan dan temperaturnya akan turun sehingga SH steamnya perlu pemanasan ulang yang terjadi di Re Heater, dari Re Heater ini SH Steam akan dikembalikan untuk Memutar IP dan LP Turbin. Didalam turbin ini akan terjadi konversi energi thermal dari Steam menjadi energi mekanis berotasi yang menyebabkan rotor turbin berputar. Perputaran Rotor ini yang akan menggerakkan Generator dan akhirnya oleh generator energi mekanis akan diubah menjadi energi listrik. 1. COAL HANDLING Batubara merupakan bahan bakar utama PLTU Paiton Unit 7 dan 8. Batubara yang digunakan berupa batubara adaro, arutmin, kideco dengan kandungan ash sebesar 1,5%, batubara itu diambil dari tambang batubara di Kalimantan selatan dan akan terus disuply selama pengoperasian. Pengiriman batubara ke plant dilakukan dengan menggunakan dua buah kapal laut yang berkapasitas sekitar 43.000 ton, yang kemudian akan ditampung di Coal Pile dengan kapasitas 670.000 ton untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan bakar. Sebelum digunakan sebagai bahan bakar, batubara akan melalui beberapa proses yaitu Stacking, Reclaiming dan Processing. Tetapi Coal Handling hanya akan melaksanakan proses stacking dan Reclaming, sedangkan untuk Processing termasuk didalam pengoperasian boiler dan akan dijelaskan pada pembahasan selanjutnya. Stacking merupakan proses penumpukana batubara dari kapal laut. Sedangkan Processing merupakan sistem penanganan batubara dari Silo hingga siap digunakan di Boiler. Stacking Stacking adalah proses pemindahan batubara dari kapal ke Coal Pile. Beberapa istilah dalam Stacking antara lain a. Jetty Jetty merupakan dermaga atau tempat merapat kapal laut pengangkut batubara di PLTU Paiton Unit 7 dan 8. Kedalaman dermaga ini adalah 18 m dari dasar laut, sehingga memungkinkan kapal-kapal besar merapat. Pada Unit 7 dan ini ada dua Jetty yaitu jetty A dan Jetty B . Tiap Jetty mempunyai empat buah Doc Mobil Hopper yang fungsinya untuk memindahkan batubara dari kapal ke Belt Conveyor. Doc Mobil Hopper dapat diubah-ubah posissinya sesuai dengan posisi kapal, hal ini dikontrol oleh operator di Coal Unloading Control building (CUCB). b. Belt Conveyor Belt Conveyor berbentuk semacam sabuk besar yang terbuat dari karet yang bergerak melewati Head Pulley dan Tail Pulley, keduanya berfungsi untuk menggerakkan Belt Conveyor, serta Tansioning Pulley yang berfungsi sebagai peregang Belt conveyor. Untuk menyangga Belt Conveyor beserta bobot batubara yang diangkut dipasang Idler pada jarak tertentu diantara Head Pulley dan Tail Pulley. Idler adalah bantalan berputar yang dilewati oleh Belt Conveyor. Batubara yang diangkut oleh Conveyor dituangkan dari sebuah bak peluncur (Chute) diujung Tail Pulley kemudian bergerak menuju ke arah Head Pulley. Biasanya , muatan batubara akan jatuh ke dalam bak peluncur lainnya yang terletak dibawah Head Pulley untuk diteruskan ke conveyor lainnya atau masuk ke bak penyimpan. Disetiap belokan antar Conveyor satu denagn yang lain dihubungkan dengan Transfer House, selain itu pada belt Conveyor ditambahkan juga beberapa aksesori yang bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitasnya, antara lain: 1. Pengambil Sampel Dilakukan secara otomatis, jika terdeteksi adanya metal pada batubara pengambil sampel langsung berhenti. 2. Metal Detector Merupakan alat untuk mendeteksi adanya logam-logam didalam batu bara yang tercampur pada proses pengiriman. 3. Magnetic Separator Untuk memisahkan logam-logam yang terkandung dalam batubara pada proses pengiriman. 4. Belt Scale Untuk mengetahui jumlah tonnase berat batubara yang diangkut oleh Belt Conveyor. 5. Dust Supasion Berfungsi untuk: - Air Polution kontroller - Menyemprot ait pada batubara - Menghemat batubara agar tidak menjadi debu - Menghalangi terjadinya percikan api akibat debu panas dari batubara. c. Reclaiming Reclaming adalah proses pengambilan batubara dari Coal Pile dan menyalurkan ke Silo. Beberapa istilah dalam reclaiming antara lain: d. Coal Pile Terdapat empat daerah Coal Pile, berturut-turut dari utara ke selatan yaitu: 1. Inactive - Area : 57562 m2 - Height : 17 m - Perimeter Length : 1176 m - Length of the toe : 21 m - Usable Volume : 768638 m3 - Bedding Coal volume : 28781 m3 - Total capacty in tonnage adalah (768638 + 28781) x 0.83 = 66185t tonnes - Maximum working capacity in tonnage adalah 768638 x 0.83 = 637969t 2. Aktif ‘A’ - Area : 10260 m2 - Height : 9m - Perimeter Length : 616 m - Length of the toe : 12 m - Usable Volume : 59076 m3 - Bedding Coal volume : 5130 m3 - Total capacty in tonnage adalah (59076 + 5130) x 0.83 = 53290t tonnes - Maximum working capacity in tonnage adalah 59076 x 0.83 = 49033 t 3. Aktif ‘B’ - Area : 10184 m2 - Height : 9 m - Perimeter Length : 612 m - Length of the toe : 12 m - Usable Volume : 58608 m3 - Bedding Coal volume : 5092 m3 - Total capacty in tonnage adalah ( 58068 + 5092 ) x 0.83 = 52871t tons - Maximum working capacity in tonnage adalah 58608 x 0.83 = 48644t 4. Aktif ‘C’ - Area : 10184 m2 - Height : 9 m - Perimeter Length : 612 m - Length of the toe : 12 m - Usable Volume : 58608 m3 - Bedding Coal volume : 5092 m3 - Total capacty in tonnage adalah ( 58068 + 5092 ) x 0.83 = 52871t tons - Maximum working capacity in tonnage adalah 58608 x 0.83 = 48644t 5. Aktif ‘D’ - Area : 6992m2 - Height : 9 m - Perimeter Length : 480 m - Length of the toe : 12 m - Usable Volume : 37008 m3 - Bedding Coal volume : 3496 m3 - Total capacty in tonnage adalah (37008 + 5092 ) x 0.83 = 40504 t tons - Maximum working capacity in tonnage adalah 37008 x 0.83 = 30716t 6. Summary: - Total tonnage of bedding coal : 39395 tonnes - Total Volume of all 4 aktif stockpiles : 177037 tonnes - Total Volume of inaktif stockpiles : 637969 tonnes - Theoreticaal maximum total : 854401 tonnes Di Coal Pile, proses penimbunan dan pengambilan batubara dilakukan dengan alat yang disebut Stacker/Reklaimer. Alat ini merupakan sebuah konveyor yang kompleks dan terpasang pada sebuah struktur yang dapat bergerak. Didalam proses penimbunan, stacker menyalurkan batubara melalui sebuah lengan yang dapat diatur agar selalu diam ditempat, sehingga batubara yang tumpah melalui lengan itu akan membentuk timbunan yang tinggi , apabila lengan bergerak maju mundur maka timbunan yang akan dihasilkan menjadi timbunan yang rapi dan memanjang. Pada saat pengambilan, Reclaiming Bucket pada stacker akan berputar dan mengeruk batubara yang selanjutnya dituang ke Belt Conveyor untuk dibawa ke instalasi. Seperti halnya proses penimbunan, Reclaiming Bucket ini dapat juga diatur aagar tetap diam ditempat atau maju mundur untuk mengeruk batubara. e. Coal Silo Terdapat enam buah Coal Silo yaitu A, B, C, D, E dan F. Pengisian Silo dilakukan dengan menggunakan Belt conveyor yang dihubungkan dengan Tripper, pengopersiannya dilakukan oleh operator di Coal handling Control Building (CHCB). Silo merupakan bunker tempat menampung batubara di instalasi yang kemudian digunakan sebagai bahan bakar di boiler. Volume sebuah silo sebesar 600 ton, pengisian ulang dilakukan setiap volume silo kurang dari 30 – 40%. Dari silo batubara dimasukkan ke Pulverizer dengan menggunakan Coal Feeder, batubara dari Pulverizer ini yang akan digunakan untuk pembakaran di boiler. 2. BOILER Dalam power plant, energi secara terus menerus diubah dari satu bentuk ke bentuk lain untuk menghasilkan listrik. Komponen yang mengawali perubahan dan pengaliran energi disebut boiler. Definisi boiler sendiri sebagai suatu komponen pada power plant adalah suatu bejana tertutup yang secara efisien mampu mengubah air menjadi steam dengan bantuan panas dari proses pembakaran batubara. Jika dioperasikan dengan benar, boiler secara efisien dapat mengubah air dalam volume yang besar menjadi steam yang sangat panas dalam volume yang lebih besar lagi. Jenis boiler yang digunakan pada unit 7 dan 8 adalah Drum Type Boiler, yang memungkinkan terjadinya sirkulasi sebagian air dalam boiler secara terus menerus. Pengoperasian Drum Type Boiler yang efisien dan aman sangat tergantung pada sirkulasi air yang konstan di beberapa komponen steam circuit, diantaranya Economizer, Steam Drum dan Boiler Water Circulaating Pump. a. Economizer Economizer berfungsi untuk meningkatkan temperatur air ( pemanasan awal) sebelum masuk ke boiler untuk selanjutnya dialirkan ke steam drum, komponen ini berada dalam boiler yang terdiri dari rangkaian pipa-pipa (tubes) yang menerima air dari inlet. Sumber panas yang diperlukan oleh alat tersebut berasal dari gas buang dalam boiler. Air mengalir dalam pipa–pipa, sementara diluar mengalir gas panas yang berasal dari hasil pembakaran boiler. Selanjutnya steam panas tersebut dimanfaatkan untuk memanaskan air sehingga temperaturnya meningkat. Penggunaan Economizer untuk pemanasan awal sangatlah penting, karena: 1. Hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi boiler secara keseluruhan, karena panas yang ada pada steam bisa dimanfaatkan untuk melakukan usaha. 2. Dengan memanaskan air sebelum air diubah menjadi steam di Boiler, berarti mempermudah kerja Boiler, hanya sedikit saja panas yang perlu ditambahkan. 3. Pemanasan air hanya akan mengurangi Thermal Shock pada Boiler. b. Steam Drum Berfungsi untuk menyimpan air dalam volume yang besar dan untuk memisahkan uap dari air setelah proses pemanasan yang terjadi dalam Boiler. Secara umunm, ada empat jenis pipa sambungan dasar yang berhubungan dengan Steam Drum, yaitu: 1. Feed Water Pipe Berfungsi mengalirkan air dari Economizer ke Distribution Pipe yang panjangnya sama persis dengan Steam Drum. Distribute Pipe berfungsi mengalirkan air dari Economizer secara merata keseluruh bagian Steam Drum. 2. Downcomer atau Pipa turun Ditempatkan disepanjang bagian dasar Steam Drum dengan jarak yang sama antara yang satu dengan yang lainnya. Pipa-pipa ini mengalirkan air dari Steam Drum menuju Boiler Circulating Pump. Boiler Water Circulating Pump (BWCP) digunakan untuk memompa air dari Downcomer dan mensirkulasikannya menuju Waterwall yang kemudian air tersebut dipanaskan oleh pembakaran di Boiler dan dikirim kembali ke Steam Drum. 3. Waterwall Pipe Terletak dikedua sisi Steam Drum dan merupakan pipa-pipa kecil yang berderet vertikal dalam Boiler, setiap pipa disambung satu sama lain agar membentuk selubung yang kontinu dalam Boiler. Konstruksi seperti ini disebut konstruksi membran. Waterwall bertugas menerima dan mengalirkan air dari Boiler Circulating Pump kemudian dipanaskan dalam Boiler dan dialirkan ke Steam Drum 4. Steam Outlet Pipe Merupakan sambungan terakhir, diletakkan dibagian atas Steam Drum untuk memungkinkan Saturated Steam keluar dari Steam Drum menuju Superheater. Dalam Steam Drum, Saturated Steam akan dipisahkan dan diteruskan untuk pemanasan lebih lanjut di Superheater, sedangkan airnya tetap berada dalam Steam drum dan dialirkan ke Down Comer, dari sini proses akan dimulai lagi. Selain pipa tersebut, juga terdapat Blowdown Pipa yang letaknya dibagian bawah Steam Drum, tepat dibawah permukaan air. Saat air berubah menjadi uap, kotoran-kotoran air akan tetap tinggal di air dalam Steam Drum. Jika konsentrasi kotoran tersebut menjadi tinggi, kemurnian steam yang keluar dari Steam Drum akan terpengaruh dan akan terbawa ke Super Heater ataupun ke Turbin. Pipa Blowdown akan menghilangkan sebagian kotoran air Boiler dari permukaan Steam Drum, dan mengalirkannya sehingga dapat mengurangi konsentrasi kotoran dalam air Boiler, dan pada akhirnya dapat menjaga Super Heater dan Turbin tetap bersih. 3. HEATER a. Superheater Superheater merupakan kumpulan pipa Boiler yang terletak dijalan aliran gas panas hasil pembakaran. Panas dari gas ini dipindahkan ke Saturated Steam yang ada dalam pipa Superheater, sehingga berubah menjadi Super Heated Steam. Superheater ini ada dua bagian, yaitu Primary Superheater dan Secondary Superheater. Primary Superheater merupakan pemanas pertama yang dilewati oleh Saturate Steam setelah keluar dari Steam drum, setelah itu baru melewati Secondary Superheater dan menjadi Super Heated Steam. SH Steam akan dialirkan untuk memutar High Presure Turbin, dan kemudian tekanan dan temperaturnya akan turun. b. Re-Heater Setelah tekanan dan temperatur SH Steam turun maka SH Steam tersebut akan dikembalikan ke Boiler untuk pemanasan ulang. Pemanasan ulang ini berlangsung di bagian Boiler yang disebut Re-Heater yang merupakan kumpulan pipa Boiler yang diberi panas dari gas pembakaran seperti Superheater. Jadi Re-Heater berfungsi untuk menaikkan temperatur SH Steam tanpa mempengaruhi tekanannya. Di bagian Re Heater, SH Steam akan dikembalikan untuk memutar Intermediate Presure Turbine(IP) dan Low Presure Turbine (LP). Air Pre-Heater Air Pre-Heater adalah instrument yang sistem kerjanya berputar dengan putaran rendah dan berfungsi untuk memanasi udara pembakaran sebelum dikirim ke Furnace. Pemanas Udara pembakaran tersebut diambil dari gas buang hasil pembakaran dari Furnace yang dialirkan melalui Air Pre-Heater sebelum dibuang ke Chimney. 4. FEED WATER HEATER Terdapat 8 Feed Water Heater, yaitu: a. Feed Water heater 1 Terletak dibagian bawah Condensor, fungsinya untuk memanaskan air yang keluar dari Condensor. Panas yang digunakan berasal dari extration LP Turbine. b. Feed Water Heater 2, 3, dan 4 Fungsinya untuk memanaskan air sebelum air memasuki Daerator. Panas yang digunakan berasal dari extration LP Turbine. c. Feed Water Heater 5 Terletak diatas Daerator. Panas yang digunakan berasal dari extration IP Turbine. d. Feed Wter Heater 6 A-B, 7 A-B dan 8 A-B Fungsinya untuk memanaskan air yang akan masuk ke Economizer, untuk FW Heater 6 A-B dan 7 A-B panas yang digunakan berasal dari extration IP Turbine sedangkan untuk FW Heater 8 A-B panas yang digunakan berasal dari extration HP Turbine. 5. FURNACE Ada empat syarat pembakaran yaitu bahan bakar, oksigen, panas dan reaksi kimia. Akan tetapi untuk pembakan di Boiler perlu adanya syarat tambahan agar pembakaran di dalam Boiler bekerja dengan efisien yaitu turbulensi dan waktu. Waktu yang cukup harus diupayakan agar campuran yang mudah terbakar dapat terbakar seluruhnya. Aliran bahan bakar dalam Boiler harus cukup lambat untuk memberikan cukup waktu untuk pembakaran sempurna, kalau tidak bahan yang mudah terbakar akan terkumpul dalam ketel atau cerobong dan menimbulkan bahaya ledakan. Bahaya ledakan dicegah dengan perancangan Boiler yang tepat, Boiler harus cukup besar untuk memperlambat aliran udara, sehingga sebelum meninggalkan Boiler bahan bakar dapat terbakar dengan sempurna. a. ID Fan, FD Fan dan PA Fan Udara pembakaran ada dua macam, yaitu Primary Air (udara primer) dan Secondary Air (udara sekunder). Udara primer dipasok oleh Primary Air Fan (PA Fan) yang dihembuskan menuju ke alat penggiling batubara (Pulverizer) kemudian bersama-sama dengan serbuk batubara dialirkan ke Furnace untuk dibakar (reaksi kimia). Bercampurnya batubara dan udara dibantu oleh Dumper tetap yaitu pengatur pengaduk udara sehingga menimbulkan turbulensi yang memungkinkan terjadinya pembakaran yang efisien. Turbulensi mengacu pada gerakan udara didalam Furnace, gerakan ini perlu karena dapat menyempurnakan pencampuran udara dan bahan bakar. Udara primer tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan turbulensi untuk melakukan pencampuran bahan bakar secara sempurna atau memenuhi kebutuhan akan oksigen untuk pembakaran sempurna. Untuk itulah diperlukan pasokan dari udara sekunder yang dihasilkan oleh FD Fan bersama ID Fan. Boiler yang bekerja dengan tekanan yang negatif atau dibawah tekanan atmosfir selalu dilengkapi dengan Force Draft Fan (FD Fan) dan Induced Draft Fan (ID Fan). Boiler ini disebut dengan Balanced-Draft yaitu Furnace dengan kipas tarikan seimbang. b. Pulverizer Bongkahan – bongkahan batubara yang seperti batu harus dihancurkan menjadi butiran-butiran halus agar batubara mudah tercampur dengan udara. Pulverizer adalah alat untuk menggiling batubara sehingga menjadi halus dan kemudian bersama dengan udara primer akan dialirkan ke Furnace. Fungsi lain dari Pulverizer adalah untuk mengeringkan batubara sehingga mudah dihaluskan dan dibakar, dan untuk mengklasifikasikan atau menyaring batubara untuk memastikan bahwa batubara yang masuk ke dalam Boiler benar-benar halus. Batubara yang tidak tergiling akan keluar melalui sebuah lubang dan ditampung di Pyrites Hopper dan kemudian dibuang. Dalam penggunaan Pulverizer yang perlu diperhatikan adalah temperatur dari udara primer, temperatur yang terlalu tinggi dapat menyalakan batubara dari dalam Pulverizer dan menyebabkan ledakan. Jika temperatur terlalu rendah, batubara tidak bisa kering benar dan sulit dihaluskan. Temperatur idealnya kira-kira 650C. Pulverizer dilengkapi dengan Feeder (alat pengisi batubara) yang letaknya diatas Pulverizer, berfungsi untuk menyuplai sejumlah batubara sesuai dengan kebutuhaan. Feeder ini mendapat suplai batubar dari penampung batubara yang disebut Silo (Coal Bunker). c. Ignitor Panas yang diperlukan untuk pembakaran disediakan oleh Ignitor. Begitu pembakaran dimulai, bahan bakar yang terbakar akan memasok panas yang cukup untuk menyalakan bahan bakar baru yang memasuki Boiler dan Ignitor dapat dimatikan. 6. TURBINE Konversi energi terjadi pada Turbine Blades, Turbin mempunyai susunan Blade bergerak berselang seling dengan Blade tetap. Steam akan masuk ke Turbin dan dialirkan langsung ke Turbin Blades, Blades bergerak dan bekerja untuk mengubah energi thermal dalam Steam menjadi energi mekanis berotasi, yang menyebabakan rotor Turbin berputar, perputaran rotor ini akan menggerakkkan Generator dan akhirnya energi mekanik menjadi energi listrik. Hubungan peralatan serta prinsip kerja dari Turbin ditunjukkan pada gambar. Bagian – bagian dari Turbin: a. Nozel Berfungsi untuk merubah energi (pipa pancar) potensial menjadi energi kinetik dari steam. b. Blades Berfungsi untuk merubah tenaga kecepatn menjadi tenaga putar c. Disck (roda turbin) Berfungsi untuk meneruskan tenaga putar turbin kepada pesawat yang digerakkan. Tenaga yang dihasilkan adalah tenaga makanis steam. http://ipmomipaiton.angelfire.com/image006.jpg Prinsip Kerja dari Turbin Jadi prinsip kerja Turbin adalah tenaga potensial steam diubah menjadi tanaga kinetis pada Nozel dan tenaga kinetis ini diubah menjadi tenaga putar pada Blade, dengan melalui Disck tenaga putar diubah menjadi tenaga mekanis pada poros. 7. CONDENSER Setelah LP Turbin diputar steam kemudian steam akan mengalir menuju Condenser untuk didinginkan dan berubah menjadi air. Condenser ada dua A dan B yang letaknya dibawah LP Turbin A dan B. Proses yang terjadi steam bersentuhan langsung dengan pipa yang didalamnya dialiri pendingin berupa air laut . Kondensasi ini mengubah steam menjadi air yang kemudian ditampung di Condensaate Hot Well. Air laut selain berfungsi sebagai media heat transfer juga berfungsi untuk mendinginkan kondenser juga mendinginkan Closed Cooling System (air pendingin). Closed Cooling System ini mendinginkan berbagai peralatan yang membutuhkan pendinginan seperti Air Compressor, Pump dan Generator Stator Cooling dan juga penting untuk mendinginkan oli untuk pelumasan Turbin. Proses pertukaran panas antar Close Cooling dengan air laut terjadi pada alat yang disebut Heat Exchanger. Karena adanya Blowdown pada Steam Drum, maka untuk mengembalikan volume air ke volume semula, pada Condenser terdapat Make-Up Water untuk menambah volume air. Make Up water diambil dari Make Up Demineralizing RO. Condenser bekerja dalam kondisi vakum, hal ini dikarenakan proses kondensasi yang terjadi yaitu perubahan steam ke air menyebabkan berkurangnya volume. Untuk menjaga agar kondensor dalam keadaan vakum, maka gas-gas yang dilepas dari steam (ketika steam berubah menjadi air) dipompa keluar oleh vakum pump. Alasan lain keadaan vakum adalah efisiensi, steam yang diambil dari turbin adalah Enthalpi Steam (selisih steam masuk dan keluar) sehingga tekanan diminimalkan agar energi yang dimanfaatkan semakin besar karena Enthalpinya juga besar. 8. POLISHER Dari Condensate Hot Well, condensate water akan dipompa oleh condensate pump menuju Polisher. Condesate pumpnya ada tiga, dua aktif dan satu stand by dengan kapasitas tiap pompa sebesar 50%. Di polisher terdapat reksin kation dan anion, resin ini berfungsi sebagai: 1. Resin kation : mengikat ion negatif penyebab korosi . 2. Resin anion : mengikat ion positif penyebab kerak atau scale. Ion- ion tersebuit diikat oleh resin dalam Polisher untuk memurnikan air yang masuk ke Boiler. Parameter ion-ion itu dapat diukur dengan melihat nilai conductyvity-nya (normalnya 0.2 ). Jika nilai conductivity tinggi, bisa berarti dua hal: 1. Terdapat kebocoran air laut di dalam Polisher , terdeteksi dengan Leak Detector. 2. Resin telah jenuh dan harus diregenerasi. Regenerasi resin dapat menggunakan : - Resin Kation : menggunakan asam kuat ( H2SO4) - Resin anion : menggunakan basa (NaOH) Dari Polisher, air dipanaskan di Feed water Heater 2,3 dan 4 dengan sebelumnya diinjeksi ammonia untuk meningkatkan pH (pH ideal = 9 - 9.5) agar sodium dari air hilang karena sodium akan mengakibatkan kerusakan pada material Boiler . Setelah itu baru ke Feed Water Heater 5 di Daerator. 9. DAERATOR Berfungsi untuk menyerap atau menghilangkan gas – gas yang terkandung pada air pengisi Boiler, terutama gas O2, karena gas ini akan menimbulkan korosi. Gas – gas lain yang cukup berbahya adalah karbon dioksida (CO2). Gas O2 dan CO2 akan bereaksi dengan meterial Boiler dan menimbulkan korosi yang sangat merugikan. Prinsip kerjanya air yang masih mengandung O2 dan CO2 disemprotkan ke Steam Daerator, sehingga gas-gas tersebut diserap secara thermis dan dikeluarkan melalui valve pelepas udara/gas. Selain itu Daerator juga dapat menaikkan temperatur air pengisi Boiler (sampai 162 0C). Penempatan posisi Daerator yang tinggi memungkinkan pemberian suction heat yang cukup untuk Feed Water Pump. Dari Daerator air akan dipompa dengan tiga feed water pump, dua pompa yang tenaganya dari extraction IP Turbin disebut Turbine Driven Pump dan satu pompa yang digerakkan oleh motor disebut Motor Driven Pump, dimana kapasitas tiap pompa 100% menuju Feed Water Heater 6, 7 ,8 A-B dan akan menuju ke Economizer terus ke Steam Drum. 10. GENERATOR Generator adalah alat untuk membangkitkan listrik, generator sendiri terdiri dari stator dan rotor. Rotor dihubungkan dengan shaft turbin sehingga berputar bersam-sama. Stator bars di dalam sebuah generator membawa arus hubungan output pembangkit. Arus Direct Current (DC) dialirkan melalui Brush Gear yang langsung bersentuhan dengan slip ring yang dipasang jadi satu dengan rotor sehingga akan timbul medan magnet (flux). Jika rotor berputar , medan magnet tersebut memotong kumparan di stator sehingga pada ujung-ujung kumparan stator timbul tegangan listrik. Untuk penyediaan arus listrik Generator diambilkan arus DC dari luar . Setelah sesaat generator timbul tegangan, sehingga melalui exitasi transformer arus AC akan disearahkan oleh rectifier dan arus DC akan kembali ke Generator, proses ini disebut dengan Self Excitation. Dalam sistem tenaga, disamping Generator menyuplai listrik ke jaringan extra tinggi 500 KV, juga dipakai untuk pemakaian sendiri dimana tegangan output Generator diturunkan melalui transformer sesuai dengan kebutuhan. Untuk kebutuhan saat start diambilkan dari 150 KV line. Untuk sistem tegangan ekstra tinggi tenaga listrik yang dihasilkan oleh Power Plant disuply ke jaringan sebesar 500 KV dan selanjutnya oleh beberapa transformer tegangannya diturunkan sesuai dengan kebutuhan.
SISTEM UDARA PEMBAKARAN PLTU Sistem udara pembakaran merupakan salah satu proses terpenting pada pltu, download link berikut untuk mempelajari lebih dalam "SISTEM UDARA PEMBAKARAN"
WIND BOX DAN AIR REGISTER

WindBox berfungsi sebagai ruang pengumpul udara pembakaran sebelum didistribusikan ke masing-masing burner melalui air register.
AirRegister berfungsi untuk mendistribusikan dan membuat aliran udara merata disekitar burner serta menjaga kestabilan nyala api pada rentang variasi kecepatan aliran udara.
 Macam-macam FAN & Fungsinya pada PLTU
FDF berfungsi untuk memasok kebutuhan udara pembakaran ruang bakar.
IDF berfungsi untuk menghisap gas buang dari ruang bakar boiler dan selanjutnya mendorong ke atmosfir melalui cerobong dan menjaga tekanan ruang bakar selalu sedikit dibawah tekanan atmosfir (-10 mmWC).
PAF berfungsi untuk memasok udara ke mill untuk mengeringkan serbuk batu bara dan membawa nya ke ruang bakar boiler.
GRF berfungsi untuk menghisap gas buang pada saluran setelah economiser, dan mengalirkan kembali ke dasar (bottom) ruang bakar, untuk mengontrol main steam temperatur dan temperatur gas didalam ruang bakar sehingga menurunkan slagging.